SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG
SUGIYATNO
SELAMAT MENIKMATI

Minggu, 22 April 2012

memahami masalah anak leawat studi kasus bimbingan konseling


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Guru adalah orang pertama yang akan mengetahui dan menangani masalah bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, tugas guru tidaklah ringan, karena Ia dituntut untuk memahami tugas perkembangan, mengamati masalah - masalah dan menangani masalah sampai tuntas. Untuk keperluan tersebut, guru perlu mengkaji latar belakang timbulnya masalah atau penyebab agar mampu menciptakan hubungan kerjasama dengan staf lain di sekolah maupun di luar sekolah dalam menangani masalah yang dihadapi peserta didiknya. Guru hendaknya juga mengetahui jenis – jenis masalah dan memahami tehnik atau cara menangani masalah melalui berbagai tehnik bimbingan. Setiap guru, tentu mengharapkan agar setiap masalah yang muncul dapat dikurangi atau bahkan dicegah. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a.    Merencanakan dengan seksama pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas fisik dan bermain.
b.   Sebaiknya jangan membatasi aktivitas anak lewat aturan – aturan yang ketat.
c.    Melakukan usaha – usaha secara terencana dalam menanggulangi gangguan phisik di sekolah.
d.   Peserta didik dilatih untuk memiliki pendapat sendiri sesuai dengan jalan pikirannya. Misalnya, menghargai pendapat anak, tidak menuntut anak selalu benar, menghargai usaha anak dan sebagainya.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apa yang menyebabkan seorang siswa kesulitan dalam belajar!
2.    Bagaimana peran seorang guru dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa agar nilai yang dicapai menjadi lebih optimal!

C. Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini dalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
2.      Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa agar nilai yang dicapai menjadi lebih optimal.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Memahami Masalah dengan Cara Studi Kasus (Case Study)
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif. Bersifat integratif maksudnya menggunakan barbagai tehnik pendekatan. Sedangkan komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap. Dengan studi kasus, kita dapat menetapkan jenis kesulitan dan masalah yang dialami individu dan juga menetapkan jenis bantuan atau jenis bimbingan yang dapat diberikan. Dalam studi kasus, data tentang individu yang bermasalah dapat diperoleh dari berbagai pihak seperti guru, wali murid, dokter ataupun psikolog.
Studi kasus memiliki ciri – ciri seperti mengumpulkan data secara lengkap, rahasis, terus menerus, ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak. Peserta didik yang memerlukan tehnik studi kasus adalah anak yang bermasalah berat sehingga mmembutuhkan bantuan yang serius.
Data yang dikumpulkan melalui studi kasus yaitu :
A.    Identitas Diri

Nama Lengkap             : Yogi Afianto                            
Nama Panggilan           : Yogi
Tempat Tanggal Lahir  : Gunungkidul, 16 Mei 2000
Jenis Kelamin               : Laki - laki
Umur                            : 11 th
Kelas                             : IV SD
Sekolah                         : SD Negeri Klodangan
Pelajaran Kesukaan      : IPA
Agama                          : Islam
Hobi                              : Bersepeda
Cita – cita                     : Polisi
Alamat                          : Noyokerten Sendangtirto
  Berbah Sleman Yogyakarta


B.       Latar Belakang Keluarga
Ayah
*Nama                               : Murjono
*Pekerjaan                         : Pegawai Swasta
*Pendidikan Terakhir        : SLTA
Ibu
*Nama                               : Suryati
*Pekerjaan                         : Ibu Rumah Tangga
*Pendidikan Terakhir        : SLTA
Anak ke                             : 1
Jumlah Saudara                 : 1

Status Sosial Ekonomi
    Yogi berasal dari keluarga sederhana dengan penghasilan Ayahnya yang termasuk berkecukupan. Walaupun Ibunya tidak bekerja, tetapi penghasilan Ayahnya sudah dapat mencukupi kehidupan keluarganya sehari – hari.

C.    Kesehatan dan Perkembangan Jasmani
Keterangan tentang ciri – ciri jasmani
*Kesempurnaan pancaindra          : sempurna
*Kelengkapan anggota badan       : sempurna
*Kesempurnaan alat bicara           : sempurna
*Tinggi badan                               : 149 cm
*Berat badan                                 : 35 kg
Penyakit yang diderita
*Penyakit / alergi                          : -
*Pernah operasi / tidak                  : tidak

D.    Latar Belakang Pendidikan
TK                         : TK Kadipolo
*Berapa tahun       : 1 tahun
*Favorit / tidak     : tidak
SD                         : SD Klodangan
*Kelas                   : VI
*Favorit / tidak     : tidak

Yogi menempuh pendidikan  taman kanak-kanak selama satu tahun, kemudian Ia melanjutkan sekolah di SD Negeri Klodangan. Saat ini Ia duduk di kelas enam yang sebentar lagi akan mengikuti UAN dan UAS agar Ia dapat melanjutkan ke SMP.

E.    Kemampuan Dasar
Kecerdasan:
     A. Bidang Kognitif
Dalam bidang kognitif, Yogi termasuk anak yang  kurang pandai. Karna dia kurang dalam hal belajar serta malas dalam belajar. dia lebih suka menoton tv dari pada belajar.
B. Bidang afektif
Dalam bidang afektif, satria termasuk anak yang pandai dalam bergaul dan padai bekerja sama, terbukti ia mempunyai banyak teman dimasyarakat  dan disekolah. Tapi dia juga termasuk egois dalam keluarganya.
C. Bidang Psikomotorik
 Dalam bidang psikomotorik, Yogi termasuk anak yang malas belajar, tetapi ia paling suka  pada pelajaran kesenian yaitu menggambar.

Bakat:
Yogi sudah mulai menunjukkan bakatnya yaitu pada bidang kesenian walaupun masih pada taraf bakat menggambarnya.
B.Minat
Yogi sangat berminat pada menggambar. Terbukti saat pelajaran menggambar ia selalu mendapatkan nilai tertinggi dikelasnya.

F.    Tingkah Laku Sosial
Jumlah anggota keluarga Yogi yaitu 4 orang (Ayah, Ibu, Yogi dan Adik). Di dalam lingkungan keluarga, Yogi termasuk anak yang manja. Misalkan sering menyuruh Ibunya untuk mengambilkan sesuatu yang Ia mau, dan harus dituruti.
 Kondisi lingkungan sekolah Yogi bertempat daerah pedesaan, dekat dengan kebun tebu. Di lingkungan sekolah, Yogi termasuk anak yang aktif dalam kerja kelomok kerena Ia mudah berinteraksi dengan teman – temannya tanpa harus membeda – bedakan satu sama lain.
Di lingkungan masyarakat, Yogi memiliki banyak teman bermain. Karena Ia tergolong anak yang mudah bergaul. Tingkah laku sosial Yogi di lingkungannya termasuk baik, seperti Ia mengikuti kerjabakti bersama teman – temannya.

*Kepribadian
Yogi termasuk anak yang aktif dan mudah berinteraksi dengan teman tanpa harus membeda bedakan satu sama lain. Selain itu Yogi juga pemalas  Terbukti apabila Ia disuruh Ibunya untuk belajar, Ia malah melontarkan berbagai alasan supaya Ia tidak belajar. Alasannya seperti mengantuk. Pada saat di rumah, Ia cenderung egois karena Ia tidak mau mengalah kepada Adiknya. Sikapnya terhadap orang lain cenderung baik, tetapi dalam berbicara dengan orang yang lebih tua, Ia tidak bisa menggunakan bahasa jawa yang halus sehingga cendarung berbahasa jawa ngoko.

G.    Kondisi Belajar Anak
1. Jam belajar di rumah: belajar hanya dari Maghrib – Isya.
2. Mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai: Ia suka     dengan pelajaran IPA karena pada pelajaran IPA       cenderung       praktik misalnya tentang kelistrikan, Ia tidak menyukai        B.Jawa karena gurunya galak dan sering diadakan ulangan.
3. Mata pelajaran yang mudah dipahami dan sulit dipahami: Ia paling suka pelajaran kesenian yaitu menggambar.karena menurut Yogi menggambar sangat membuat senang , gambaran yogi pun sangat bagus bagus dan selalu memperoleh nilai tertinggi dalam kelasnya. Ia juga mudah paham  dengan pelajaran IPA karena pada pelajaran    IPA cenderung praktik dan Ia merasa paham dan jelas. Ia    tidak terlalu paham dengan mata pelajaran Matematika        karena menghitung bikin pusing.
4.Pengulangan mata pelajaran di rumah: tidak pernah
5. Mengerjakan tugas yang diberikan guru: langsung             mengerjakan    apabila diberi PR, tidak menunggu mepet pada harinya.
6. Mengikuti les di sekolah / di luar sekolah: les di luar sekolah
.
8. Jadwal kegiatan anak sehari – hari
05.00                 Bangun pagi
05.10 - 06.00    Mandi, sarapan dan siap – siap berangkat sekolah
06.00 - 06.30    Berangkat sekolah
06.30 - 07.00    Piket
07.00 - 12.00    Belajar di sekolah
12.00 - 12.30    Pulang sekolah
12.30 - 16.00    Makan siang, bermain dan nonton tv
16.00 - 17.00    Mandi dan nonton tv
17.00 - 18.00    Menjadwal pelajaran untuk besok pagi dan makan malam
18.00 - 19.00    Belajar
19.00 - 21.00    Nonton tv
21.00 - 05.00    Tidur


B. Mekanisme Pemberian Bimbingan
Berdasarkan masalah di atas, maka secara umum proses pemberian layanan bimbingan dapat ditempuh melalui langkah - langkah sebagai berikut:
1.    Identifikasi Masalah
             Cara yang kami gunakan untuk mengenal gejala masalah yaitu mempelajari laporan – laporan yang diterima tentang anak tersebut. Kami mendapatkan hasil laporan itu semua dari hasil wawancara langsung dengan si anak dan orang tuanya.
               Yogi termasuk anak yang bermasalah dalam belajar. Dimana Ia sangat sulit untuk mempelajari pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, karena Ia susah untuk belajar. Bahkan Ia lebih suka manonton tv ataupun bermain game. Itulah salah satu masalah yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Di sekolah Ia tidak memiliki masalah dengan teman – temannya, karena Ia tidak pernah membeda – bedakan satu sama lain.

2.      Diagnosis
Diagnosis adalah untuk menetapkan masalah berdasarkan analisis terhadap latar belakang yang kemungkinan menjadi penyebab timbulnya masalah. Hasil dari langkah ini adalah penetapan jenis dan bentuk masalah yang dihadapi oleh anak. Masalah yang dihadapi oleh Yogi yaitu kesulitan belajar. Berikut rumusan masalah yang dapat kami buat.
Bentuk masalah
1.    Tidak dapat menggunakan rumus pada pelajaran Matematika
2.    Sulit berkonsentrasi dalam belajar (mengantuk)
3.    Tidak adanya minat belajar pada pelajaran tertentu
1. Sering membantah Orang tua dan egois


4.     Prognosis
Prognosis adalah langkah untuk menetapkan alternatif bantuan yang akan diberikan berdasarkan hasil diagnosis. Bentuk bantuan dapat dilakukan melalui tiga strategi pokok, yaitu:
a.       Strategi instruksional (bimbingan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar). Guru harus menyelipkan informasi dan latihan belajar secara efektif pada saat memberikan materi pelajaran. Seperti memberikan remidial pada siswa yang nilainya kurang dari KKM dan diskusi kelompok, supaya Yogi  mendapatkan nilai yang memuaskan.
b.      Strategi interaktif (interaksi langsung antara guru dengan anak yang menghadapi masalah). Guru memberikan bantuan kepada Yogi dengan cara menasihatinya agar rajin dalam belajar dan tidak membatah pada orang  tua.
c.       Strategi pendekatan sistim, yaitu bantuan yang dilakukan dengan menciptakan suasana lingkungan yang menunjang bagi perkembangan anak.Guru dapat memberikan bantuan dengan cara bekerja sama dengan orangtua.yaitu saling memberikan informasi atau masalah masalah yang dilakukan oleh yogi dan sekaligus memecahkan masalah bersama antara sekolah dengan orang tua.














PENUTUP
A.  KESIMPULAN
            Yogi termasuk anak yang memiliki kondisi fisik dan mental yang sehat. Yogi memiliki hobi dalam bidang kesenian yaitu menggambar yang merupakan penyaluran bakat dan minat yang bersifat positif. Dia termasuk anak yang mempunyai tingkat kenakalan yang wajar dan dapat ditangani. Yogi mempunyai banyak teman meskipun dia mempunyai sifat yang egois dalam keluarganya. Hal itu disebabkan karena Yogi selalu bersifat baik dan peduli kepada teman temannya. Ia sangat malas dalam belajar dikarena ia anak pertama dan yang paling besar. Pengaruh dari tv mengakibatkan ia susah bila disuruh belajar oleh orang tuanya, namun prestasi belajarnya tidak begitu jelek atau sedang sedang saja. Hal itu dapat dilihat dari hasil ulangan yogi yang tidak begitu mengecewakan.
B.  SARAN
            Sebenarnya Yogi mempunyai peluang yang besar untuk merealisasikan bakat dan minatnya jika potensi yang dimilikinya diarahkan secara tepat dan optimal. Sifatnya yang egois,kurang rajin dapat diatasi dengan pemberian nasihat nasihat yang tepat. Hobinya  menggambar itu harus segera mendapatkan perhatian dan pengarahan khusus agar hobi tersebut dapat membawanya pada hal yang positif serta membawa manfaat baik bagi dirinya ataupun orang lain.











DAFTAR PUSTAKA
Sumiyati Yohana. Bahan Ajar Bimbingan Konseling di SD, 2010, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.