SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG
SUGIYATNO
SELAMAT MENIKMATI

Selasa, 24 Februari 2015


Realita
Kadang ku tak mampu membaca dunia
Semua terbalik seperti tiada
Banyak orang asaik dengan dunia maya
Padahal itu dunia tanpa ujung dan tanpa habisnya
Sepertinya zaman telah mendekati akhirnya
Semua terbalik tidak pada tempatnya
Para penguasa korupsi berjamaah dengan bangga
Kyai banyak istri malah dipamerkan dimedia masa
Guru mencabuli para siswa siswinya
Hakim disuap oleh tikus-tikus berdasi disana
Bencana alam pun juga merajalela
Gunung-gunung mengeluarkan semua isinya
samudra luas mengeluarkan air membajiri daratan dunia
sungguh semua tak tereja,sungguh semua tak terbaca
meski masi banyak waktu tersisa jika kita diam apajadinya


Realita
Kadang ku tak mampu membaca dunia
Semua terbalik seperti tiada
Banyak orang asaik dengan dunia maya
Padahal itu dunia tanpa ujung dan tanpa habisnya
Sepertinya zaman telah mendekati akhirnya
Semua terbalik tidak pada tempatnya
Para penguasa korupsi berjamaah dengan bangga
Kyai banyak istri malah dipamerkan dimedia masa
Guru mencabuli para siswa siswinya
Hakim disuap oleh tikus-tikus berdasi disana
Bencana alam pun juga merajalela
Gunung-gunung mengeluarkan semua isinya
samudra luas mengeluarkan air membajiri daratan dunia
sungguh semua tak tereja,sungguh semua tak terbaca
meski masi banyak waktu tersisa jika kita diam apajadinya


Realita
Kadang ku tak mampu membaca dunia
Semua terbalik seperti tiada
Banyak orang asaik dengan dunia maya
Padahal itu dunia tanpa ujung dan tanpa habisnya
Sepertinya zaman telah mendekati akhirnya
Semua terbalik tidak pada tempatnya
Para penguasa korupsi berjamaah dengan bangga
Kyai banyak istri malah dipamerkan dimedia masa
Guru mencabuli para siswa siswinya
Hakim disuap oleh tikus-tikus berdasi disana
Bencana alam pun juga merajalela
Gunung-gunung mengeluarkan semua isinya
samudra luas mengeluarkan air membajiri daratan dunia
sungguh semua tak tereja,sungguh semua tak terbaca
meski masi banyak waktu tersisa jika kita diam apajadinya

Rabu, 18 Februari 2015

puisi untuk pahlawan


Ki Hajar Dewantara
Bangsawan dari negeri Yogyakarta
Menggapdikan hidup demi bangsa
Rela melepas gelar bangsawannya
Untuk mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa
                        Perjuangannya tak usah ditanya
                        Melalui politiknya dia berbicara
                        Melalui tulisannya dia menentang belanda
                        Dengan pendidikannya beliau memerdekan manusia
Penjara adalah rumah keduanya
Harta, tahtatidaklah penting lagi baginya
Yang terpenting adalah bangsa dan Negara
Yang mampu hidup mandiri dan merdeka
Hak diri untuk menuntut salam bahagia
Kodrat alam adalah petujuk hidup sempurna
Dan lebih baik mati terhormat dari pada dijajah belanda
Itulah kata-katamu Ki Hajar Dewantara

puisi untuk pahlawan


Ki Hajar Dewantara
Bangsawan dari negeri Yogyakarta
Menggapdikan hidup demi bangsa
Rela melepas gelar bangsawannya
Untuk mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa
                        Perjuangannya tak usah ditanya
                        Melalui politiknya dia berbicara
                        Melalui tulisannya dia menentang belanda
                        Dengan pendidikannya beliau memerdekan manusia
Penjara adalah rumah keduanya
Harta, tahtatidaklah penting lagi baginya
Yang terpenting adalah bangsa dan Negara
Yang mampu hidup mandiri dan merdeka
Hak diri untuk menuntut salam bahagia
Kodrat alam adalah petujuk hidup sempurna
Dan lebih baik mati terhormat dari pada dijajah belanda
Itulah kata-katamu Ki Hajar Dewantara