Guru
Kau bagai pelita
Yang akan mengubah
insan dunia
Menjadi para manusia
mulia
Kau bagai surya yang menyinari cakrawala
Mendidikku dengan sayang dan cinta
Agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa
Diammu adalah bahasa
Kemarahanmu adalah rasa
cinta
Dan senyummu adalah
cahaya
Kaulah pahlawan tanpa
tanda jasa
Lupakan
Saja
Setiap kepergian adalah
kepulangan
Setiap rasa luka adalah
awal kebahagiaan
Setiap tangisan adalah
awal senyuman
Dunia ini berputar seperti roda
Kadang diatas kadang dibawah
Lupakan saja luka yang lalu
Perjuangan
(
Untuk SM-3T )
Meski waktu terus
kulalui
Tapi perjuanganku baru
ku mulai
Ku lewati jalan
berkelok tak bertepi
Banyak kerikil tajam
menanti
Tebing-tebing curam
menanti
Hujan setiap hari
selalu menanti
Namun kaki ini selalu
pergi, pergi
Memberantas kebodohan
dan ketertinggalan hari ini
Setiap hari engkau selalu tersenyum
Setiap katamu mengandung seribu makna
Benih-benih cinta dan rasa saying selalu kau tanam
Untuk mereka yang selalu menanti didepan kelas yang suram
Agar masa depan mereka tidak menjadi buram
Jangan bertanya mengapa
ku rela berjuang
Meninggalkan keluarga
dan kampong halaman
Jangan katakana aku mau
sok jagoan
Atau jadi seorang
pahlawan kesiangan
Karna semua hanya tulus
iklas yang kulalukan
Tanpa mengharap sebuah
imbalan dan pujian
Sudah Gila
Miras berbahaya
diteguknya
Rokok banyak penyakit
dihisapnya
Sholat menghapus dosa
ditinggalnya
Judi membuat melarat
dijadikan hobinya
Uang milik Negara
dikoripsinya
Anak kandung
diperkosanya
Jangan tanya semua
rekayasa
Padahal semua sering kita jumpa
Jangan Tanya semua hanya bohong belaka
Padahal kita sering melihatnya
Jaman mungkin sudah gila
Semua sudah terbalik tidak pada tempatnya
Tak Usah Bertanya
Mengapa kita harus
merasa paling pandai
Jika masih banyak yang
lebih berilmu dari kita
Buat apa kita selalu
sombong
Jika diri kita banyak
dosa dan suka berbohong
Mengapa kita harus
pelit
Jika bersifat derma
harta tak kan berkurang sedikit
Buat apa selalu ingin
dipuji
Jika diri kita sering
mencaci dan menyakiti
Sajak
SM3T
Ketika pagi mulai tiba
Saat sepi membakar
lewat udara, kini
Rasa sunyi menggelora
di dalam dada
Lagi-lagi hari telah
berganti
Tanpa meninggalkan
waktu yang berarti
Hari masih akan sama
seperti yang kemarin
Sebelum mengajarkan
ilmu yang sedikit
Ku minum secangkir kopi
dan susu
Pagi ini akan sama seperti yang kemarin
Ku langkahkan kaki menuju jalan berkelok tak
bertepi
Melewati beribu kerikil tajam yang menanti
Melalui berpuluh-puluh tebing curam yang
menghantui
Ditambah rintik hujan yang selalu menghalangi
Biarlah pagi ini sama seperti kemarin
Kakiku akan tetap melangkah pergi
Mengajarkan ilmu mencerdaskan bangsa dan
negeri ini
Rokok
Teman pagiku dengan
secangkir kopi
Aku ngopi maka aku
merokok
Semakin menarik jika ku
bentuk asap bulat
Melambangkan kegagahan
dan kepiawaian
Tak banyak orang mencaciku
Tapi mereka tak tahu rokok adalah temanku
Saat ku sendiri, saat ku frustasi
Rokoklah
yang selalu menemani
Setidaknya
dia selalu menenangkan ku
Yang
tak pernah berbohong dan pergi meninggalkan ku